UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN TEKNIK PENGUNGKAPAN NILAI PERCONTOHAN BAGI SISWA KELAS I SD N BRONGKOL SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

Posted: November 29, 2010 in Laporan Penelitian

A. Pendahuluan
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis (Bab II Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ).
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk watak atau karakter warga negara yang baik yaitu warga negara yang mengetahui dan menyadari serta melaksanakan hak dan kewajibannya.
Namun seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi serta dimasukinya era globalisasi, pengaruh kehidupan dan budaya buruk dari bangsa-bangsa lain di dunia mulai menggejala di kalangan siswa-siswa di sekolah termasuk yang masih dalam jenjang pendidikan dasar. Bentuk kebiasaan dan perilaku buruk yang terlihat pada anak-anak sekolah kita adalah kurangnya ketertiban, tidak disiplin, rasa kesetiakawanan dan rasa sosial yang kurang, lunturnya kebanggaan terhadap bangsa sendiri, tidak sopan, suka bertindak kekerasan dan sebagainya. Sekarang ini, walaupun belum mencapai tahap kritis, tidak sedikit siswa kelas I SD N Brongkol, Sedayu Bantul yang kurang tertib dan rasa kedisiplinannya jauh menurun. Selain itu tidak sedikit yang kurang solider, egois dan mau menangnya sendiri. Bahkan tidak sedikit pula suka mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan dan berlaku kasar terhadap teman sendiri.
Dugaan sementara penulis, penyebab terbesar siswa kelas I SD N Brongkol belum peduli dengan nilai-nilai yang seharusnya dihayati dan diamalkan adalah karena belum mampu memahami makna dari tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan baik karena keterbatasan alat peraga PKn, penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, kurangnya motivasi belajar, lingkungan keluarga yang kurang mendukung, konsentrasi belajar, minat, perhatian siswa dalam menerima pelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kurang sehingga menyebabkan anak cepat lelah, jenuh, tidak tertarik dan pada akhirnya anak merasa bosan.
Hal ini bisa kita lihat pada prestasi belajar siswa kelas I SD N Brongkol pada Ulangan Semester I dan Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 nilai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar. Faktor itu adalah faktor individual atau faktor yang ada dalam diri individu dan faktor sosial atau faktor yang ada di luar individu. Faktor individual antara lain : kematangan, kecerdasan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor sosial meliputi faktor keluarga, guru, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, cara-cara mengajar, dan motivasi sosial (Ngalim Purwanto, 1990: 107).
Dari permasalahan di atas perlu dicari strategi baru untuk melibatkan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Penyampaian pembelajaran tidak sekedar ceramah seperti yang selama ini dilakukan dalam pembelajaran. Guru harus merubah proses pembelajaran yang berpusat dari guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pembelajaran dengan Teknik Pengungkapan Nilai Percontohan merupakan salah satu alternatif yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam hal ini peneliti memilih Teknik Pengungkapan Nilai Percontohan dengan alasan model pembelajaran ini sangat cocok untuk kelas rendah khususnya kelas I. Contoh/teladan, perilaku, sikap, tutur kata serta kebiasaan yang baik dari guru diharapkan dapat ditiru dan dilaksanakan siswa dalam kehidupan di sekolah dan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan Teknik Pengungkapan Nilai Percontohan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ?”

B. Metode
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Obyek yang dikaji dalam penelitian ini masalah efektivitas penggunaan Teknik Pengungkapan Nilai Percontohan dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswa yang diukur melalui hasil tes dan perubahan sikap (afektif) ke arah positif yang terjadi pasca pembelajaran. Subyek penelitian adalah siswa kelas I SD N Brongkol, Kecamatan Sedayu, Bantul. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil dikumpulkan adalah teknik analisis kritis. Teknik analisis tersebut mencakup kegiatan yang mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang menggunakan teknik Pengungkapan Nilai Percontohan.
Dalam praktiknya, anak diatur dalam kondisi berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 7 siswa. Setelah kelompok terbentuk maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru maju ke depan kelas dan melontarkan stimulus dengan cara membaca cerita atau menampilkan gambar/foto atau peragaan dengan bantuan salah satu siswa dengan topik bahasan yang berkaitan dengan ketertiban dan kedisiplinan.
2. Guru memberi kesempatan beberapa saat kepada siswa untuk berdialog dengan teman kelompoknya sehubungan dengan stimulus tadi.
3. Dilakukan dialog terpimpin melalui pertanyaan guru yang dilontarkan pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya sebagai juru bicara kelompok untuk mengemukakan pendapat/pandangan kelompok, walaupun anggota kelompok lainnya tetap dibolehkan berbicara untuk melengkapi keterangan yang diberikan juru bicara kelompok.
4. Menentukan argumen dan klarifikasi pendirian melalui pertanyaan guru yang bersifat individual, kelompok, klasikal
5. Guru melakukan pembahasan terhadap hasil dialog yang baru saja dilakukan
6. Guru melakukan penyimpulan.
Kegiatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang hingga seluruh materi selesai diberikan.

C. Hasil dan Pembahasan
Setelah tindakan demi tindakan dilakukan ternyata kedisiplinan dan ketertiban siswa menjadi lebih meningkat. Sebagai indikasi meningkatnya kedisiplinan dan ketertiban siswa adalah sebagai berikut:
a. Kerapian siswa dalam berpakaian meningkat
b. Ketepatan waktu masuk sekolah menjadi lebih baik
c. Ketertiban di kelas meningkat
d. Perhatian terhadap pelajaran meningkat
e. Semangat dan motivasi belajar siswa meningkat
f. Aktivitas siswa di kelas meningkat
g. Hasil tes tertulis meningkat dari nilai rata-rata 59,52 (sebelum tindakan) menjadi 74,47 (pada siklus pertama) dan 84,42 (pada siklus kedua).
Adanya peningkatan kedisiplinan dan ketertiban siswa tersebut dikarenakan dengan penggunaan teknik pengungkapan nilai percontohan siswa diajak secara aktif untuk melihat realita kehidupan melalui beberapa contoh dalam bentuk gambar/foto atau peran yang ditampilkan siswa. Disamping itu, penggunaan teknik pengungkapan nilai percontohan ini membawa suasana belajar menjadi lebih kondusif karena siswa dapat belajar dalam suasana lain, yakni belajar berkelompok, saling bertukar pikiran yang sebelumnya jarang ditemui oleh siswa seusia SD.
Kemampuan-kemampuan yang dicapai siswa diatas merupakan hasil dari perubahan pola guru dalam pembelajaran yakni menggunakan teknik pengungkapan nilai percontohan yang mampu merangsang siswa untuk menaruh perhatian lebih terhadap materi pelajaran yang sarat dengan pesan-pesan untuk hidup berdisiplin dan tertib. Guru mampu mencairkan suasana pembelajaran yang semula ramai tanpa ada perhatian menjadi lebih hidup dan dinamis. Guru tidak lagi mendominasi kelas. Tanya jawab antara guru dan siswa dan antara siswa dan siswan menjadi lebih bervariasi. Kemudian dapat lah dikatakan setelah ada pembekalan dari peneliti, ternyata tampak ada perubahan dalam pola pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran menjadi lebih mengarah pada upaya mengaktifkan dan mengoptimalkan peran siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.. Dengan demikian, pembelajaran materi Pendidikan Kewarganegaraan tidak lagi membosankan, justru menjadi semakin mengasyikkan.
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus pertama, meskipun masih ditemui beberapa siswa yang cenderung ramai dan mengganggu teman sekelasnya, namun kondisi tersebut telah jauh meningkat dibandingkan sebelum ada penerapan teknik pengungkapan nilai percontohan, di mana anak cenderung tidak memperhatikan apa yang diajarkan guru.
Hasil yang lebih meyakinkan terjadi setelah dilakukan tindakan pada siklus kedua. Siswa sudah banyak berubah dalam sikap dan perilakunya. Mereka sudah lebih rapi dalam berpakaian, lebih disiplin ketika masuk sekolah dan lebih tertib ketika berada di dalam kelas. selain itu perhatianya terhadap mata pelajaran juga lebih meningkat, lebih mempunyai semangat dan motivasi untuk belajar serta lebih aktif di kelas. Prestasi belajar yang dicapainyapun juga menjadi lebih baik.

D. Simpulan
Secara singkat hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik pengungkapan nilai percontohan cukup efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SD N Brongkol, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Hal ini terlihat pada peningkatan beberapa indikator sebagai berikut: (1) Kerapian siswa dalam berpakaian meningkat, (2) Ketepatan waktu masuk sekolah menjadi lebih baik, (3) Ketertiban di kelas meningkat, (4) Perhatian terhadap pelajaran meningkat, (5) Semangat dan motivasi belajar siswa meningkat, (6) Aktivitas siswa di kelas meningkat, (7) Hasil tes tertulis meningkat.
Peningkatan tersebut dicapai siswa mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan teknik pengungkapan nilai percontohan sehingga siswa dapat memahami, mematuhi, melaksanakan aturan/tata tertib yang ada di sekolah kemudian membiasakan dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari. Selanjutnya dengan mematuhi ketertiban di sekolah selanjutnya akan tercipta kedisiplinan. Dengan kedisiplinan ini aka tercipta suasana pembelajaran yang kondusif di kelas sehingga prestasinya menjadi meningkat.

E. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Mengingat teknik pengungkapan nilai percontohan cukup efektif dalam peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn, diharapkan teknik ini dapat digunakan sebagai pendamping teknik pembelajaran yang selam ini digunakan agar tujuan pembelajaran tercapai.
b. Dalam penggunaan teknik pengungkapan nilai percontohan hendaknya dimatangkan betul persiapannya, khususnya dalam hal penyiapan gambar/foto atau siswa yang digunakan sebagai contoh. Pemilihan contoh yang tepat akan menyebabkan siswa tersentuh hatinya dan akan mengikuti apa yang disarankan guru.
2. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah harus berani mendorong guru-guru di sekolahnya untuk menggunakan teknik ini khususnya dalam pemberian materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga kedisiplinan dan ketertiban siswa akan meningkat secara signifikan.
b. Menyediakan sarana prasarana yang cukup agar penggunaan teknik pengungkapan nilai percontoha dapat berjalan optimal.

F. Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Rohmat Wahab, MA, M.Pd sebagai rektor UNY yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penyusunan ini. Juga kepada Bapak Prof. Dr. Acmad Daldiri, M.Hum sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penyusunan ini. Kemudian Bapak Prof. Dr. Anik Ghufron selaku Pembantu Dekan I yang memotivasi untuk menyusun proposal ini. Tidak lupa ucapan terima kasih ini juga kami sampaikan kepada Bapak AM. Yusuf, M.Pd sebagai Ketua Jurusan PPSD yang memotivasi untuk menyusun proposal ini serta kepada Bapak E. Kus Eddy Sartono, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang tekun dan sabar membimbing selama penyusunan PTK ini.

G. Rujukan
1. Bimo Walgito (1983) Psikologi Belajar (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

2. Depdiknas (2008 ). Silabus kelas I . Jakarta: Depdiknas.

3. Masrun dan Sri Mulyani Martaniah (1976). Pedagogik dan Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Yasbit UGM

4. Nana Sujana ( 2002 ). Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandun: Sinar Baru Algen Sindo.

5. Ngalim Purwanto (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Reija Karya.

6. Pardjono,dkk (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY.

7. Oemar Hamalik (1983). Metode Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito

8. Ruminiati ( 2007 ). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Depdiknas.

9. Slameto (1995). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

10. Sumadi Suryabrata (1988). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.

11. Tijan, dkk, (2008). Pendidikan Kewarganegaraan kelas I Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

12. Udin S.Winataputra, dkk, ( 2008 ). Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

13. Winkel, WS (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Komentar
  1. vhia berkata:

    trimakasih untuk mnambah wawasannyaaaaaaaa…………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tinggalkan komentar